Jika berbicara mengenai ular, banyak sekali mitos yang beredar dimasyarakat mengenai hewan yang satu ini. Salah satunya adalah jika rumah kemasukan ular maka akan menjadi
pertanda buruk. Faktanya, tidak ada korelasi jelas antara ular memasuki
rumah dengan nasib, kesialan, musibah, dari penghuni.
Seperti yang dilansir merdeka.com (Rabu, 8 April 2015). Berikut mitos-mitos mengenai ular yang perlu Anda ketahui.
- Ular tidak berlendir
Kebanyakan orang yang jijik dengan ular mengatakan bahwa sisik ular itu berlendir. Faktanya, tidak ada satu pun jenis ular berlendir. Bahkan sisik ular benar-benar kering.
Licin? Tidak. Sisik ular cenderung halus. Namun ini terbatas pada beberapa jenis saja, seperti keluarga pyhton atau ular-ular yang memang dipelihara manusia dan dirawat dengan baik. Mengapa nampak mengkilat? Hal ini disebabkan oleh pantulan cahaya yang menimpa sisik ular yang sangat halus. Sehingga akan terlihat seperti berlendir. Pada dasarnya, ular tidak memiliki kelenjar keringat layaknya manusia.
-Ular tidak memiliki telepeti
Ada mitos yang mengatakan bahwa jika seseorang membunuh ular, maka beberapa hari kemudian 'teman-teman' ular yang telah dibunuh tersebut akan mendatangi 'tersangka' dengan maksud balas dendam secara keroyokan.
Hal tersebut disebabkan karena sebelum dibunuh, ular yang sedang terancam kematian itu melihat pembunuh dengan matanya kemudian mengirimkan sinyal sejenis telepati pada teman-temannya bahwa orang itu yang telah membunuhnya. Ya, mitos ini tersebar luas khususnya di pulau Jawa.
Faktanya, ular tidak memiliki telepati khusus apalagi sinyal!
Hingga saat ini tidak ada bukti nyata sekelompok ular menyerang manusia yang telah membunuh ular lain. Perlu diketahui, Ular adalah hewan solitaire, artinya mereka lebih suka melakukan segala sesuatunya sendiri.
Lebih tepatnya lagi, ular bukan jenis hewan yang berkelompok seperti mamalia. Sehingga dalam urusan mencari mangsa pun, ular tidak membutuhkan rekan-rekannya.
Yang perlu digaris bawahi juga adalah induk ular akan meninggalkan anak-anaknya yang baru dilahirkan untuk bisa hidup mandiri dan mencari makan sendiri. Itulah sebabnya ular disebut predator karena sudah terlatih sejak kecil. Meski mereka akan tetap hidup sendiri.
-Ular tidak bisa mendengar
Ular tidak memiliki daun telinga, sehingga tidak ada cerita yang mengatakan bahwa ular akan menyerang dalam keadaan bising. Ular hanya merasakan getaran udara melalui organ bagian dalam yang disebut Membran Typhani. Selebihnya, ular akan mendeteksi segala sesuatu yang ada di sekitarnya dengan menggunakan lidahnya yang bercabang. Itulah sebabnya mengapa ular sering menjulurkan lidah. Sebab lidah tersebut digunakan untuk menghimpun informasi melalui partikel udara.
Bagaimana dengan ular di India yang kerap menari saat dimainkan musik menggunakan seruling? Perlu Anda ketahui, ular tersebut hanya mengikuti gerakan seruling yang ikut digoyang-goyangkan oleh pemiliknya. Itulah sebabnya sang ular ikut menari mengikuti gerakan seruling. Apabila sang pemilik hanya memainkan seruling tanpa digerakkan, jelas ular tersebut tidak akan menari.
Pada dasarnya ular hanya merespon segala sesuatunya berdasarkan gerakan dan suhu panas di sekitarnya.
-Tidak semua ular bertelur
Hukum alam mengatakan bahwa semua reptil bertelur. Faktanya ada beberapa jenis ular yang justru beranak.
Akan tetapi tidak murni beranak. Sebab dikatakan bahwa jenis ular seperti ular kadut, ular boa, dan beberapa jenis lainnya bertelur dan menetaskan telurnya di dalam tubuh induknya. Sehingga saat sang induk mengeluarkan anaknya, akan langsung berbentuk ular, bukan lagi telur.
-Tidak semua ular hijau berbahaya
Ini yang sering salah kaprah di persepsi banyak orang. Ular dengan warna hijau dianggap selalu berbahaya dan beracun. Faktanya, tidak semua ular berwarna hijau itu beracun dan berbahaya.
Ada jenis ular berwarna hijau yang memang tidak beracun. Seperti Green Tree Python atau yang lebih dikenal dengan ular Chondro. Ular ini berwarna hijau dan biasa tersebar di Indonesia Timur. Selain itu ada ular pucuk dan ular bajing. Kedua jenis ular ini berwarna hijau cerah dan berbisa. Namun bisa tersebut tidak membahayakan manusia karena hanya berbisa rendah.
-Tidak semua kepala segitiga berbahaya
Satu lagi yang sering salah di kalangan masyarakat. Semua jenis ular yang berbentuk segitiga itu beracun. Faktanya, tidak semua.
Sekali lagi, Green Tree Pyhton atau ular Chondro masuk di daftar ini. Memang tidak beracun, namun ular tersebut cenderng agresif jika diusik.
Seperti yang dilansir merdeka.com (Rabu, 8 April 2015). Berikut mitos-mitos mengenai ular yang perlu Anda ketahui.
- Ular tidak berlendir
Kebanyakan orang yang jijik dengan ular mengatakan bahwa sisik ular itu berlendir. Faktanya, tidak ada satu pun jenis ular berlendir. Bahkan sisik ular benar-benar kering.
Licin? Tidak. Sisik ular cenderung halus. Namun ini terbatas pada beberapa jenis saja, seperti keluarga pyhton atau ular-ular yang memang dipelihara manusia dan dirawat dengan baik. Mengapa nampak mengkilat? Hal ini disebabkan oleh pantulan cahaya yang menimpa sisik ular yang sangat halus. Sehingga akan terlihat seperti berlendir. Pada dasarnya, ular tidak memiliki kelenjar keringat layaknya manusia.
-Ular tidak memiliki telepeti
Ada mitos yang mengatakan bahwa jika seseorang membunuh ular, maka beberapa hari kemudian 'teman-teman' ular yang telah dibunuh tersebut akan mendatangi 'tersangka' dengan maksud balas dendam secara keroyokan.
Hal tersebut disebabkan karena sebelum dibunuh, ular yang sedang terancam kematian itu melihat pembunuh dengan matanya kemudian mengirimkan sinyal sejenis telepati pada teman-temannya bahwa orang itu yang telah membunuhnya. Ya, mitos ini tersebar luas khususnya di pulau Jawa.
Faktanya, ular tidak memiliki telepati khusus apalagi sinyal!
Hingga saat ini tidak ada bukti nyata sekelompok ular menyerang manusia yang telah membunuh ular lain. Perlu diketahui, Ular adalah hewan solitaire, artinya mereka lebih suka melakukan segala sesuatunya sendiri.
Lebih tepatnya lagi, ular bukan jenis hewan yang berkelompok seperti mamalia. Sehingga dalam urusan mencari mangsa pun, ular tidak membutuhkan rekan-rekannya.
Yang perlu digaris bawahi juga adalah induk ular akan meninggalkan anak-anaknya yang baru dilahirkan untuk bisa hidup mandiri dan mencari makan sendiri. Itulah sebabnya ular disebut predator karena sudah terlatih sejak kecil. Meski mereka akan tetap hidup sendiri.
-Ular tidak bisa mendengar
Ular tidak memiliki daun telinga, sehingga tidak ada cerita yang mengatakan bahwa ular akan menyerang dalam keadaan bising. Ular hanya merasakan getaran udara melalui organ bagian dalam yang disebut Membran Typhani. Selebihnya, ular akan mendeteksi segala sesuatu yang ada di sekitarnya dengan menggunakan lidahnya yang bercabang. Itulah sebabnya mengapa ular sering menjulurkan lidah. Sebab lidah tersebut digunakan untuk menghimpun informasi melalui partikel udara.
Bagaimana dengan ular di India yang kerap menari saat dimainkan musik menggunakan seruling? Perlu Anda ketahui, ular tersebut hanya mengikuti gerakan seruling yang ikut digoyang-goyangkan oleh pemiliknya. Itulah sebabnya sang ular ikut menari mengikuti gerakan seruling. Apabila sang pemilik hanya memainkan seruling tanpa digerakkan, jelas ular tersebut tidak akan menari.
Pada dasarnya ular hanya merespon segala sesuatunya berdasarkan gerakan dan suhu panas di sekitarnya.
-Tidak semua ular bertelur
Hukum alam mengatakan bahwa semua reptil bertelur. Faktanya ada beberapa jenis ular yang justru beranak.
Akan tetapi tidak murni beranak. Sebab dikatakan bahwa jenis ular seperti ular kadut, ular boa, dan beberapa jenis lainnya bertelur dan menetaskan telurnya di dalam tubuh induknya. Sehingga saat sang induk mengeluarkan anaknya, akan langsung berbentuk ular, bukan lagi telur.
-Tidak semua ular hijau berbahaya
Ini yang sering salah kaprah di persepsi banyak orang. Ular dengan warna hijau dianggap selalu berbahaya dan beracun. Faktanya, tidak semua ular berwarna hijau itu beracun dan berbahaya.
Ada jenis ular berwarna hijau yang memang tidak beracun. Seperti Green Tree Python atau yang lebih dikenal dengan ular Chondro. Ular ini berwarna hijau dan biasa tersebar di Indonesia Timur. Selain itu ada ular pucuk dan ular bajing. Kedua jenis ular ini berwarna hijau cerah dan berbisa. Namun bisa tersebut tidak membahayakan manusia karena hanya berbisa rendah.
-Tidak semua kepala segitiga berbahaya
Satu lagi yang sering salah di kalangan masyarakat. Semua jenis ular yang berbentuk segitiga itu beracun. Faktanya, tidak semua.
Sekali lagi, Green Tree Pyhton atau ular Chondro masuk di daftar ini. Memang tidak beracun, namun ular tersebut cenderng agresif jika diusik.
0 comments:
Post a Comment